Manfaat Pencak Silat Tradisional | Adat

Minangkabau

Manfaat Pencak Silat Tradisional

Silat Minangkabau ada dua macam. Pertama, pencak silat, yaitu silat yang biasa digunakan untuk tari-tarian pertunjukan. Kedua, silat yang tujuannya untuk beladiri. Pencak silat gunanya lebih banyak untuk seni pertunjukan. Kesenian randai dan tari-tarian Minangkabau umumnya menggunakan gerakan pencak silat sebagai gerakan dasarnya.

Fungsi silat untuk pertunjukan, sebenarnya tidaklah umum. Tujuan utama dari ilmu silat tradisional Minangkabau adalah untuk beladiri. Sebagai sarana beladiri silat sangat berguna untuk mempertahankan diri terhadap kejahatan musuh, baik musuh yang berupa manusia atau pun musuh yang berupa hewan. Pencak silat tradisional Minangkabau pada zaman saisuak (masa lampau) amat banyak manfaatnya, terlihat dari cara-cara mempertahankan diri. Dalam hidup sehari-hari pada masa itu. Manusia butuh makan dengan berburu hewan ke rimba raya. Perburuan tersebut memerlukan kepandaian pencak silat, menghadapi serangan fisik (serangan musuh) dan sebagainya.

Syafruddin Sulaiman (1993) menyatakan :"Silat tradisional Minang yang masih asli (yang belum diselewengkan) menempa manusia berbudi pekerti yang baik, hormat pada guru dan sesama, suka menolong, rela bekorban, tidak menonjolkan diri/sombong, membela kebenaran, tidak penakut, musuah indak dicari, basuo pantang dielakkan, barani karano bana, takuik karano salah.

Silat tradisional Minangkabau masa lampau diajarkan pada malam hari di saat suasana sudah hening dan sepi. Saat itu konsentrasi para murid yang belajar silat lebih mudah mudah dipusatkan. Belajar silat tradisional Minangkabau pada malam hari, juga mempunyai manfaat. Para murid dapat menyatukan dirinya dengan suasana alam sehingga melatih penajaman mata dan pendengaran telinga. Dalam situasi yang remang-remang, para murid dapat melihat dan mendengar gerakan serangan dari teman-temannya sesama belajar. Dengan demikian mereka dapat melakukan gerakan-gerakan dengan penuh perhitungan.
Jika pesilat sudah mampu bersilat dalam situasi yang remang-remang itu, maka bersilat di bawah terik cahaya matahari ketika siang sudah merupakan kaji manurun (sesuatu yang mudah) bagi mereka. Orang Minangkabau terkenal dengan tradisi merantau. Merantau yaitu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk menambah pengalaman dan mencari bekal kehidupan di negeri orang. Hal ini sesuai dengan ajaran adat Minangkabau yang sering dilantunkan dalam pantun misalnya :

Karantau Madang Di Hulu
Babuah Babungo Balun
Marantau Bujang Dahulu
Di Rumah Baguno Balun

Secara umum, laki-laki Minangkabau masa mudanya pernah merantau, seperti dituangkan dalam kata-kata adat di atas, adalah sangat dianjurkan. Dengan merantau seseorang akan dapat menambah pengalaman, memantapkan sikap mental, dan mendapatkan penghasilan. Sebelum pergi merantau, laki-laki Minangkabau biasanya di beri bekal. Bekal yang paling utama adalah berupa ilmu agama untuk memantapkan iman dan taqwa pada Allah SWT, kemudian ilmu beladiri silat. Kedua bekal ini biasanya diajarkan seiring oleh guru di surau-surau.
Dengan cukupnya kedua bekal ini tak mengherankan kalau banyak perantau dari Minangkabau menjadi sangat terkenal. Baik karena kedalaman ilmu agamanya maupun karena keuletannya. Ini pula yang menyebabkan orang Minangkabau sangat berjasa terhadap penyebaran dan pemantapan agama Islam di berbagai tempat. Semua itu membuat para perantau Minangkabau di segani dimana-mana.

Perantau-perantau Minang itu pulalah yang menyebarkan ilmu silat di mana dia berada (diperantauan) masing-masing. Justru itu silat Minangkabau menyebar kemana-mana di Indonesia maupun di luar negeri.

Related : Manfaat Pencak Silat Tradisional

0 Komentar untuk "Manfaat Pencak Silat Tradisional"