seorang penghulu harus berusaha untuk menambah harta pusaka anak kemenakannya, dengan jalan manaruko sawah yang baru atau ladang, atau setidak-tidaknya berusaha meningkatkan hasil yang telah ada pada pusaka tersebut. harta pusaka yang merupakan ulayat bagi seorang penghulu adalah merupakan wilayah teritorial dari kekuasaan seorang penghulu, disanalah anak kemenakan hidup dan berumah dan bertetangga, bersawah dan berladang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. dengan hasil sawah dan ladang tersebut dapat mendidik anak kemenakan, membangun sekolah dan mesjid, membangun rumah dan sebagainya.
kalau ulayat tempat bersawah dan berladang ini telah terjual dan tergadai oleh seorang penghulu, maka habisah daerah kekuasaanya, hilanglah sumber ekonomi anak kemenakan: dalam adat dikatakan : suku baranjak, bangso pulieh, manah hilang, dan habis dengan berpindahnya hak milik dari ulayat tersebut, dan lama-lama bangsa dari seorang penghulu akan lenyap dan habis manahpun hancur tidak ada tempat bagi keturunan dimasa datang yang pepatah mengatakan:
sawah ladang banda buatan
sawah batumpuak dinan data
ladang babidang di nan lereng
banda baliku turuik bukik
cancang latieh niniek moyang
tambialng basi rang tuo-tuo
usah tajua tagadaikan
kalau sumbieng batitik
patah batimpa hilang bacari
tarapuan bakaik, tabanam basalami
kurang ditukuak
ketek dipagadang
senteng dibilai singkek di uleh
0 Komentar untuk "Empat Tugas Pokok Penghulu part II"