Cara Khas Mendirikan dan Mencari Bahan Bangunan Rumah Gadang Minangkabau | Adat

Minangkabau

Cara Khas Mendirikan dan Mencari Bahan Bangunan Rumah Gadang Minangkabau

Rumah gadang Minangkabau adalah milik kaum, atau merupakan milik bersama. Untuk mendirikan sebuah rumah gadang dilakukan bersama-sama pula secara bergotong royong. Rumah yang didirikan pada daerah yang berstatus Nagari atau Koto yang biasanya memiliki gonjong empat buah. Diperkampungan yang lebih kecil hanya boleh mendirikan rumah yang memiliki gonjong dua. Di taratak tidak boleh mendirikan rumah bagonjong.

Himpunan orang sekaum yang lebih kecil dari suku, misalnya sepayung, kaum seperut, atau kaum seindu, dapat mendirikan rumah gadang masing-masing. Bila ingin mendirikan rumah gadang maka dilakukanlah upacara batagak rumah. Cara-cara khas mendirikan rumah gadang menurut adat Minangkabau dimulai dengan mupakaik awal (mufakat awal). Mufakat awal adalah penyelenggaraan permufakatan antara orang-orang sekaum. Dalam mufakat ini dibahas apa yang patut dilaksanakan, sesuai dengan adat yang berlaku.

Dalam mufakat juga di kaji letak yang tepat ukuran bangunan, serta waktu mengerjakannya. Hasil mufakat disampaikan kepada penghulu suku. Penghulu suku menyampaikan rencana mereka itu kepada suku-suku yang lain. Setelah mufakat menghasilkan keputusan bahwa memang akan dibangun rumah gadang yang baru maka dimulailah mengumpulkan bahan bangunan. Acara dilanjutkan dengan upacara mendirikan rumah gadang tersebut. Acara-acara membangun rumah gadang dilakukan dengan sangat khas.

1. Mengumpulkan Bahan
 
Pekerjaan mengumpulkan bahan bangunan dikenal masyarakat Minangkabau sebagai acara maelo kayu. Maelo kayu adalah kegiatan untuk menyiapkan bahan-bahan yang di perlukan. Bahan untuk rumah gadang umumnya terbuat dari kayu, karena itulah dinamakan acara maelo kayu. Dalam acara maelo kayu, biasanya perkayuan yang diambil dari kayu-kayuan yang ada di tanah ulayat milik kaum yang bersangkutan. Kayu-kayu ditebang dan di potong-potong sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Secara bersama-sama kayu tersebut dibawa ke lokasi rumah yang hendak di dirikan.

Orang-orang dari anggota kaum suku lain juga ikut dalam gotong royong ini. Disinilah terlihatnya kerjasama dan persatuan yang teguh dalam masyarakat Minangkabau. Orang yang hadir sering pula membawa alat-alat musik untuk memeriahkan acara. Kaum perempuan membawa makanan untuk disantap sehabis kerja. Setelah kayu terkumpul, maka kayu yang diperuntukkan sebagai tiang utama terlebih dahulu direndam dalam lumpur atau air yang terus berganti. Ini bertujuan agar kayu-kayu itu awet dan sulit dimakan rayap.

Diantara kayu-kayu itu, termasuk kayu yang berasal dari bambu dan kayu dari pohon kelapa. Kayu dari pohon kelapa disebut ruyung. Papan-papan dikeringkan tanpa menggunakan cahaya matahari.

2. Mengolah Bahan

Pekerjaan mengolah bahan dimulai dengan acara yang disebut mencetak tiang tuo. Mencetak tiang tuo adalah pekerjaan pertama dalam membuat rumah. Kemudian dilakukan pengolahan kayu lainnya menjadi bahan-bahan yang akan dipergunakan. Dalam acara ini juga diadakan kenduri. Sejak itu mulailah para tukang bekerja memperlihatkan keahlian dan keterampilannya masing-masing. Dalam pekerjaan ini biasanya tak ada kayu yang menjadi terbuang. Inilah ketinggian adat istiadat Minangkabau. Kayu-kayu ditebang adalah yang benar-benar bisa dipergunakan. Tukang Minangkabau dituntun oleh pitua adat yaitu Indak Tukang Mambuang Kayu (Tidak tukang namanya kalo dia membuang kayu). Seseorang baru bisa dianggap benar-benar tukang bila ia pandai memanfaatkan kayu-kayu yang ada. Hal ini diungkapkan dalam kata-kata adat sebagai berikut :

Nan Kuaik Jadi Tonggak
Nan Luruih Jadikan Balabeh
Nan Bungkuak Ambiak Ka bajak
Nan Lantiak Jadi Bubungan
Nan Satampok Ka Papan Tuai
Panarahan Ka Jadi Kayu Api
Abunya Ambiak Ka Pupuak

Related : Cara Khas Mendirikan dan Mencari Bahan Bangunan Rumah Gadang Minangkabau

0 Komentar untuk "Cara Khas Mendirikan dan Mencari Bahan Bangunan Rumah Gadang Minangkabau"