Dinding rumah gadang hampir semuanya terbuat dari papan. Papan dipasang secara vertikal. Hanya pada dinding rumah bagian belakang yang tidak terbuat dari papan. Dinding bagian belakang biasanya terbuat dari anyaman bambu. Pada pintu, jendela, serta pada setiap persambungan papan pada paran dan bendul terdapat papan pada paran dan bendul terdapat bingkai yang lurus dan juga berelung. Semua papan yang menjadi ukiran. Seluruh dinding penuh ukiran. Tiang yang tegak di tengah sering pula diberi ukiran pada pinggangnya.
1. Motif Ukiran
Ukiran yang berada pada rumah gadang sangat beragam. Motif-motif ukiran umumnya bersumber dari ajaran falsafah Minangkabau yang bersumber dari alam. Sifat ukiran tidak melukiskan lambang-lambang atau simbol-simbol motif seperti ini dikenal dengan istilah non figuratif.
Ukiran-ukiran umumnya merupakan ragam hias untuk mengisi bidang dalam bentuk garis melingkar atau persegi. Motif yang sangat umum adalah motif tumbuhan merambat yang lazim disebut akar berdaun, berbunga dan berbuah. Pola akar biasanya berbentuk lingkaran. Akar sejajar, berhimpitan, berjalinan, dan ada pula sambung menyambung. Cabang atau ranting akar berkeluk keluar, kedalam, keatas dan kebawah. Ada keluk yang ke arah samping dan ada yang berlawanan. Seluruh bidang isi dengan daun, bunga dan buah.
2. Macam-Macam Motif
a. Motif Aka (akar)
Motif akar adalah motif yang paling banyak ditemui dalam ukiran pada rumah gadang. Penamaan motif akar sesuai dengan polanya seperti akar cino (akar cina atau akar terikat), aka bapilin, aka barayun, aka duo gagang. Akar dua gagang sering juga disebut kambang manih (kembang manis). Motif akar pada ukiran rumah gadang sangat beragam. Masing-masing dari ragam motif diberi pula nama tertentu. Pemberian nama itu menurut garis yang dominan pada ukiran tersebut.
1. Ular Gerang
Ular gerang yaitu nama ukiran yang merupakan lingkaran berjajar. Dinamakan ular gerang karena berbentuk melingkar, ukiran ini menyerupai bentuk ular yang sedang melingkar.
2. Motif Saluak
Saluak yaitu nama untuk ukiran yang merupakan lingkaran yang berkaitan. Dinamakan saluak karenan bentuknya berseluk atau berhubungan satu sama lain.
3. Jalo, Tangguak, Atau Jarek
Jalo, Tangguak atau Jarek yaitu nama ukiran lingkaran yang berjalin. Dinamakan jalo atau tangguak karena motif ukiran ini menyerupai jalinan benang pada alat penangkap ikan dan burung tersebut.
4. aka (akar)
Aka yaitu nama ukiran yang berbentuk lingkaran sambung menyambung dinamakan aka karena motif ukiran ini bentuknya merambat seperti akar.
5. Kaluak
Kaluak yaitu nama ukiran lingkaran yang bercabang atau beranting yang terputus. Bila diamati tampak bahwa ukiran ini seperti keluk pakis.
6. Salompek
Salompek yaitu nama untuk ukiran lingkaran yang bertingkat. Dinamakan salompek karena motif ukiran tebal ini ukuran atau bentuknya ada yang sama dan ada yang tidak sama.
b. Motif Yang Tidak Berpola
Disamping motif akar dengan berbagai pola seperti yang telah disebutkan di atas ada motif yang tidak mempunyai pola. Ukiran yang tidak berpola itu biasanya digunakan untuk mengisi seluruh bidang yang salah satu bagian sisinya bergaris relung.
c. Motif Geometri
Motif - motif geometri biasanya terdiri dari geometri segiempat, segitiga dan jajaran genjang. Motif ini sering digabung dengan motif akar atau dihias ukiran pada bagian luarnya. Motif ukiran geometri bersegi empat dinamakan siku. Motif ukuran geometri bersegi tiga dinamakan pucuk rebung atau sitinjau laut. Motif ukiran geometri jajaran genjang di namakan sayat galamai. Dinamakan sayat galamai karena bentuknya seperti potongan galamai yang di sayat genjang.
d. Motif Tumbuh-Tumbuhan
Motif tumbuh-tumbuhan umumnya terdiri dari motif daun, bunga atau buah. Motif ini bisa ditemukan secara tersendiri dan ada pula yang dibuat secara berjajaran. motif ini sering pula dihubungkan dengan membuat ukuran akar yang halus. Susunan motif ini ada yang berlapis dua, ada pula yang berselang-seling dengan motif lain. Nama motif daun, bunga atau buah-buahan biasanya diberikan sesuai dengan jenis daun, bunga atau buah yang menyerupai bentuk tersebut.
Nama-nama dari jenis daun misalnya seperti daun sirih, sakek (sejenis tumbuh-tumbuhan epifit yang biasanya tumbuh dibatang kayu, termasuk juga anggrek), kacang dan bodi. Nama-nama bunga seperti bungo cangkeh, bungo mantimun, bungo lado, bungo kundua, bungo kapeh dan lain-lain. Nama-nama buah misalnya buah manggih, buah keladi, buah rumbio, buah rambai.
e. Motif Benda-Benda Perhiasan
Motif dari benda-benda juga banyak ditemukan dalam ragam motif pada rumah gadang. Motif ini misalnya seperti manik, jambul, mahkota, tirai, bintang , kapas. Motif dari benda-benda perhiasan umumnya digunakan sebagai ukiran pengganti bunga, buah atau daun.
f. Motif Hewan
Motif yang mengambil nama hewan misalnya memakai nama itik, tetadu, kumbang, bada, kupu-kupu, tuap, kucing, harimau, kuda, ular, kelelawar, kijang, gajah, dan sebagainya. Ukiran yang mengambil nama hewan biasanya terdiri dari ukiran kombinasi. Ukiran kombinasi merupakan perubahan komposisi ataupun penonjolan bagian-bagiannya. Nama dari motif ini lazim diberikan sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya, misalnya rama-rama tertangkap, kucing tidur, kijang lari, gajah badorong, kelelawar bergayut dan sebagainya.
g. Motif-Motif Kombinasi
Meskipun motif-motif dasar ukiran hanya ada enam macam, namun pada rumah gadang sering ditemukan variasi dari motif yang berbentuk lain. Motif kombinasi sangat beragam sekali. Kombinasi-kombinasi motif ini biasanya dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
- Mengombinasikan motif segi empat
- Menyusun dalam kombinasi rangkap
- Memperbesar atau mempertebal bagian-bagian hingga lebih menonjol dari yang lain.
- Memutar dan membalikkan komposisi.
0 Komentar untuk "Ukiran Rumah Gadang Minangkabau"